1. Pendahuluan
Memelihara standar kesehatan dan keselamatan
yang tinggi di lingkungan kerjamencakup pengawasan kondisi pekerjaan, termasuk
tingkat kebisingan, tingkatradiasi, temperatur, luka fisik akibat terjatuh atau
terkena mesin, terluka atauterkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang
digunakan di tempat berkerja.Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai
pengaruh yang besar terhadappenampilan dan kapasitas kerjanya. Dengan demikian
maka penekanan dalamprogram kesehatan kerja tidak hanya pada mengusahakan
peningkatan danpemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik
fisik, mentalmaupun kesejahteraan sosial pekerja di semua lapangan pekerjaan
saja, tetapi juga pada pencapaian produktivitas kerja yang
optimal.Penyakit akibat dan/atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan
olehpemaparan terhadap lingkungan kerja. Walaupun bahaya dari faktor-faktor
atauagen-agen lingkungan tertentu sudah diketahui sejak berabad-abad yang
lalu,namun masih banyak pula yang belum dapat sepenuhnya dikendalikan di
tempatkerja sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Terutama di
negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, upaya-upaya untukmelakukan
evaluasi dan pengendalian di tempat kerja, termasuk bahaya-bahayakerja yang
efeknya sudah jelas diketahui seringkali kurang mendapat perhatian.Dewasa
ini terdapat kesenjangan antara pengetahuan ilrniah tentang bagaimanabahaya-bahaya
kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya.Juga masih terdapat
pendapat yang salah bahwa dengan mendiagnosis secarabenar penyakit-penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh zat/bahan
yangberbahaya dilingkungan kerja, sudah membuat situasi terkendalikan.
Walaaupunmerupakan langkah yang penting tapi hal ini bukan memecahkan masalah
yangsebenarnya. Pendekatan tersebut tetap membiarkan lingkungan kerja yang
tidaksehat tetap tidak berubah, dengan demikian potensi untuk menimbulkangangguan
kesehatan yang tidak diinginkan juga tidak berubah. Hanya
dengan"diagnosis" dan "pengobatan/penyembuhan" dari
lingkungan kerja, yang dalamhal ini disetarakan berturut-turut dengan
"pengenalan/evaluasi" dan"pengendalian efektif” dari
bahaya-bahaya kesehatan yang ada, dapat membuatlingkungan kerja yang sebelumnya
tidak sehat menjadi sehat.Konsep bahwa yang terkena penyakit akibat kerja
(Occupational Disease) hanyapekerja itu sendiri telah berkembang dan mencakup
pula keluarga dari pekerjayang bersangkutan serta masyarakat pada umumnya.
Seorang pekerja dapatmembawa debu asbes atau beryllium ke tempat tinggalnya
sehingga dapatmempengaruhi kesehatan keluarganya. Beberapa bahan kimia seperti
timahhitam, formaldehid, pestisida golongan organoklorin, dan karbon monoksidadiduga
dapat membahayakan sebuah janin yang dikandung seorang pekerjawanita tanpa
selalu harus membahayakan dirinya sendiri. Tragedi Minamata(merkuti), Bhopal
(zat beracun) dan Chernobyl (bahan radio aktif), telahmengingatkan kita bahwa
kesehatan tidak hanya mempengaruhi mereka yangbekerja di kawasan industri saja, namun dapat pula membahayakan
masyarakatumum.Dari berbagai studi epidemiologis, disamping
penyakit-penyakit akibat kerjadipelajari pula berbagai faktor yang mengganggu
kesehatan di tempat kerja yangkemudian berkontribusi terhadap timbulnya
penyakit. Penyakit-penyakit tersebutdisebut sebagai penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan (Occupational-related Disease), dimana pada penyakit yang
dimaksud, lingkungan kerja bukansebagai penyebab langsung, namun berperan
sebagai faktor penyokong(contributing factor) terhadap timbulnya penyakit.
Gangguan psikologis,hipertensi, kardiovaskuler, tukak lambung dan lain-lain
sejenisnya merupakancontoh dari golongan penyakit tersebut.
2. Toksikan
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan luka-luka, dapat mengenai
manusiadengan berbagai cara. Beberapa zat
menyebabkan kerusakan bila mengenai kulitatau bagian yang paling sensitif dari
permukaan paling luar dari tubuh manusia,mata. Zat-zat kimia yang masuk ke
dalam tubuh didistribusikan melalui alirandarah. Bila suatu toksikan
masuk ke dalam tubuh, maka harus diperhatikanorgan yang
mana yang akan dirusaknya, berapa lama dia akan tinggal di dalamtubuh dan
bagaimana cara menghilangkannya.
2.1. Bahaya toksikan terhadap kulit
Iritasi atau kerusakan kulit dapat disebabkan
oleh bahan-bahan kimia. Beberapasenyawa menyebabkan iritasi hanya bila terpapar cukup lama, yang
dapat jugamenyebabkan kulit segera memerah,
dan akan hilang bila kontak berakhir; danyang lainnya dapat merusak set,
menyebabkan keropeng atau pendarahan.Beberapa senyawa tidak menyebabkan
iritasi, tetapi bila terpapar dengan cahayamaka senyawa tersebut mengalami
perubahan kimiawi dan menjadi irritan yangaktif. Kasus spesial akan timbul bila
seseorang sangat sensitif terhadap sesuatuzat kimia, yang bila kontak dengan
zat tersebut walaupun dalam jumlah yangkecil akan menyebabkan inflamasi
kuli suatu respons allergis.Bermacam-macam bahan kimia membutuhkan penanganan
khusus untukmencegah terjadinya kerusakan atau irritasi kulit. Zat-zat kimia
yangmenyebabkan kerusakan kulit disebut corrosive. Asam-asam dan
basa-basa kuatpada umumnya adalah corrosive. Pelarut-pelarut organik dan
zat-zat reaktif tinggi pada umunya adalah irritan. Beberapa deterjen dapat
berupa irritan,terutama deterjen anionik yang digunakan karena sifat
bakterisidanya di dalamproses pembuatan makanan, rumah sakit, lembaga kesehatan.Dianjurkan
untuk menggunakan sarung tangan atau alat-alat protektif lainnyauntuk mencegah
kontak dengan zat-zat yang mengirritasi atau merusak kulit.Bila bahaya yang
ditimbulkan tidak begitu besar, maka penggunaan krim kulitatau
jelly petroleum memberikan proteksi. Dalam kebanyakan kasus dimanasuatu zat
kimia terjatuh pada kulit, segera dicuci dengan sungguh-sungguhmenggunakan
sabun dan air adalah suatu tindakan pertama yang paling baik.
2.2. Bahaya toksikan terhadap mata
Mata adalah sesuatu yang tidak dapat
digantikan dan sangat mudah rusak bilaterkena zat-zat kimia. Permukaan pada
mata adalah sangat lunak terdiri darikornea yang transparan, yang permukaannya
terdapat suatu lapisan sel. Kornea,sama sekali tanpa suplai
darah untuk rnenambah transparansinya, tergantungpada difusi bahan makanan dari
cairan di bagian dasar mata. Ini disuplai dengan ujung-ujung syaraf, maka kontak yang merusak sangat
menyakitkan. Seseorangyang matanya terkontaminasi dengan zat kimia mempunyai motivasi yang tinggiuntuk secepatnya menghilangkan zat kimia tersebut. Lapisan
permukaan dari selakan dirusak oleh zat kimia. Air yang dikandung kornea
berubah dengan tidakadanya sel-sel ini, menyebabkan pandangan menjadi suram atau
gelap. Namun,sel-sel ini biasanya akan tumbuh kembali, bila korneanya
sendiri dalam keadaanutuh, kerusakan bersifat sementara. Beberapa senyawa kimia
reaktif sangatberbahaya pada mata, kebanyakan kecelakaan pada mata disebabkan oleh asam-asam, basa-basa, pelarut-pelarut dan deterjen-deterjen. Bila
senyawa-senyawaini mengenai mata, segeralah mengalirkan air dalam jumlah
yang banyak keroam. Asam-asam dan basa-basa merusak lapisan permukaan sel-sel, dan dapatmenyebabkan kerusakan strukfural luka dan buta. Alkali menyebabkan problemyang paling besar, karena ia sukar dihilangkan, dan cendrung
melewatimenembus kornea dan melanjutkan kerusakan setelah pemaparan
utama. Asamdan basa nonpolar anhidrid juga sangat sukar dihilangkan, dan
mereka bereaksidengan air menghasilkan panas. Sulfur dioksida dan ammonia,
senyawa-senyawayang paling umum sebagai contoh, digunakan dalam berbagai
variasi di dalampabrik. Mereka berupa gas dan sering digunakan dibawah
tekanan, sebagaicontoh, di dalam sistem refrigerasi. Kebocoran pada tekanan
dapatmennyebabkan gas masuk ke dalam mata. Kapur (Kalsium Oksida)
jugamemberikan problem khusus, karena partikel-partikel dalam
bentuk debu dilingkungan dapat masuk (penetrasi) ke permukaan mata. Bila
sudah berada didalam mata, kapur bereaksi dengan air secara perlahan menghasilkan
Kalsiumhidroksida, suatu alkali yang sangat kuat. Pelarut-pelarut
merusak permukaansel-sel dari mata, dan walaupun menimbulkan sakit, tetapi
kurang mengancam jika dibandingkan dengan terpapar oleh asam dan
alkali. Semua deterjenmenginitasi mata, tetapi cenderung kurang merusak daripada
zat-zat kimialainnya. Hanya deterjen anionik yang benar-benar sangat mengirritasi kulit.Dianjurkan bagi pengguna bahan kimia di tempat kerja untuk
memakai alatpelindung mata, masker yang tepat atau
kacamata, dan menggunakan alat-alatini harus ditekankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar