Senin, 09 Januari 2012

Keracunan Bahan Organik Dan Gas Pada LIngkungan Kerja


1. Pendahuluan
Memelihara standar kesehatan dan keselamatan yang tinggi di lingkungan kerjamencakup pengawasan kondisi pekerjaan, termasuk tingkat kebisingan, tingkatradiasi, temperatur, luka fisik akibat terjatuh atau terkena mesin, terluka atauterkontaminasi dengan bahan-bahan kimia yang digunakan di tempat berkerja.Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadappenampilan dan kapasitas kerjanya. Dengan demikian maka penekanan dalamprogram kesehatan kerja tidak hanya pada mengusahakan peningkatan danpemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mentalmaupun kesejahteraan sosial pekerja di semua lapangan pekerjaan saja, tetapi juga pada pencapaian produktivitas kerja yang optimal.Penyakit akibat dan/atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan olehpemaparan terhadap lingkungan kerja. Walaupun bahaya dari faktor-faktor atauagen-agen lingkungan tertentu sudah diketahui sejak berabad-abad yang lalu,namun masih banyak pula yang belum dapat sepenuhnya dikendalikan di tempatkerja sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Terutama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, upaya-upaya untukmelakukan evaluasi dan pengendalian di tempat kerja, termasuk bahaya-bahayakerja yang efeknya sudah jelas diketahui seringkali kurang mendapat perhatian.Dewasa ini terdapat kesenjangan antara pengetahuan ilrniah tentang bagaimanabahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya.Juga masih terdapat pendapat yang salah bahwa dengan mendiagnosis secarabenar penyakit-penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh zat/bahan yangberbahaya dilingkungan kerja, sudah membuat situasi terkendalikan. Walaaupunmerupakan langkah yang penting tapi hal ini bukan memecahkan masalah yangsebenarnya. Pendekatan tersebut tetap membiarkan lingkungan kerja yang tidaksehat tetap tidak berubah, dengan demikian potensi untuk menimbulkangangguan kesehatan yang tidak diinginkan juga tidak berubah. Hanya dengan"diagnosis" dan "pengobatan/penyembuhan" dari lingkungan kerja, yang dalamhal ini disetarakan berturut-turut dengan "pengenalan/evaluasi" dan"pengendalian efektif” dari bahaya-bahaya kesehatan yang ada, dapat membuatlingkungan kerja yang sebelumnya tidak sehat menjadi sehat.Konsep bahwa yang terkena penyakit akibat kerja (Occupational Disease) hanyapekerja itu sendiri telah berkembang dan mencakup pula keluarga dari pekerjayang bersangkutan serta masyarakat pada umumnya. Seorang pekerja dapatmembawa debu asbes atau beryllium ke tempat tinggalnya sehingga dapatmempengaruhi kesehatan keluarganya. Beberapa bahan kimia seperti timahhitam, formaldehid, pestisida golongan organoklorin, dan karbon monoksidadiduga dapat membahayakan sebuah janin yang dikandung seorang pekerjawanita tanpa selalu harus membahayakan dirinya sendiri. Tragedi Minamata(merkuti), Bhopal (zat beracun) dan Chernobyl (bahan radio aktif), telahmengingatkan kita bahwa kesehatan tidak hanya mempengaruhi mereka yangbekerja di kawasan industri saja, namun dapat pula membahayakan masyarakatumum.Dari berbagai studi epidemiologis, disamping penyakit-penyakit akibat kerjadipelajari pula berbagai faktor yang mengganggu kesehatan di tempat kerja yangkemudian berkontribusi terhadap timbulnya penyakit. Penyakit-penyakit tersebutdisebut sebagai penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (Occupational-related Disease), dimana pada penyakit yang dimaksud, lingkungan kerja bukansebagai penyebab langsung, namun berperan sebagai faktor penyokong(contributing factor) terhadap timbulnya penyakit. Gangguan psikologis,hipertensi, kardiovaskuler, tukak lambung dan lain-lain sejenisnya merupakancontoh dari golongan penyakit tersebut.
2. Toksikan
Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan luka-luka, dapat mengenai manusiadengan berbagai cara. Beberapa zat menyebabkan kerusakan bila mengenai kulitatau bagian yang paling sensitif dari permukaan paling luar dari tubuh manusia,mata. Zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh didistribusikan melalui alirandarah. Bila suatu toksikan masuk ke dalam tubuh, maka harus diperhatikanorgan yang mana yang akan dirusaknya, berapa lama dia akan tinggal di dalamtubuh dan bagaimana cara menghilangkannya.
2.1. Bahaya toksikan terhadap kulit
Iritasi atau kerusakan kulit dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia. Beberapasenyawa menyebabkan iritasi hanya bila terpapar cukup lama, yang dapat jugamenyebabkan kulit segera memerah, dan akan hilang bila kontak berakhir; danyang lainnya dapat merusak set, menyebabkan keropeng atau pendarahan.Beberapa senyawa tidak menyebabkan iritasi, tetapi bila terpapar dengan cahayamaka senyawa tersebut mengalami perubahan kimiawi dan menjadi irritan yangaktif. Kasus spesial akan timbul bila seseorang sangat sensitif terhadap sesuatuzat kimia, yang bila kontak dengan zat tersebut walaupun dalam jumlah yangkecil akan menyebabkan inflamasi kuli suatu respons allergis.Bermacam-macam bahan kimia membutuhkan penanganan khusus untukmencegah terjadinya kerusakan atau irritasi kulit. Zat-zat kimia yangmenyebabkan kerusakan kulit disebut corrosive. Asam-asam dan basa-basa kuatpada umumnya adalah corrosive. Pelarut-pelarut organik dan zat-zat reaktif tinggi pada umunya adalah irritan. Beberapa deterjen dapat berupa irritan,terutama deterjen anionik yang digunakan karena sifat bakterisidanya di dalamproses pembuatan makanan, rumah sakit, lembaga kesehatan.Dianjurkan untuk menggunakan sarung tangan atau alat-alat protektif lainnyauntuk mencegah kontak dengan zat-zat yang mengirritasi atau merusak kulit.Bila bahaya yang ditimbulkan tidak begitu besar, maka penggunaan krim kulitatau jelly petroleum memberikan proteksi. Dalam kebanyakan kasus dimanasuatu zat kimia terjatuh pada kulit, segera dicuci dengan sungguh-sungguhmenggunakan sabun dan air adalah suatu tindakan pertama yang paling baik.
2.2. Bahaya toksikan terhadap mata
Mata adalah sesuatu yang tidak dapat digantikan dan sangat mudah rusak bilaterkena zat-zat kimia. Permukaan pada mata adalah sangat lunak terdiri darikornea yang transparan, yang permukaannya terdapat suatu lapisan sel. Kornea,sama sekali tanpa suplai darah untuk rnenambah transparansinya, tergantungpada difusi bahan makanan dari cairan di bagian dasar mata. Ini disuplai dengan ujung-ujung syaraf, maka kontak yang merusak sangat menyakitkan. Seseorangyang matanya terkontaminasi dengan zat kimia mempunyai motivasi yang tinggiuntuk secepatnya menghilangkan zat kimia tersebut. Lapisan permukaan dari selakan dirusak oleh zat kimia. Air yang dikandung kornea berubah dengan tidakadanya sel-sel ini, menyebabkan pandangan menjadi suram atau gelap. Namun,sel-sel ini biasanya akan tumbuh kembali, bila korneanya sendiri dalam keadaanutuh, kerusakan bersifat sementara. Beberapa senyawa kimia reaktif sangatberbahaya pada mata, kebanyakan kecelakaan pada mata disebabkan oleh asam-asam, basa-basa, pelarut-pelarut dan deterjen-deterjen. Bila senyawa-senyawaini mengenai mata, segeralah mengalirkan air dalam jumlah yang banyak keroam. Asam-asam dan basa-basa merusak lapisan permukaan sel-sel, dan dapatmenyebabkan kerusakan strukfural luka dan buta. Alkali menyebabkan problemyang paling besar, karena ia sukar dihilangkan, dan cendrung melewatimenembus kornea dan melanjutkan kerusakan setelah pemaparan utama. Asamdan basa nonpolar anhidrid juga sangat sukar dihilangkan, dan mereka bereaksidengan air menghasilkan panas. Sulfur dioksida dan ammonia, senyawa-senyawayang paling umum sebagai contoh, digunakan dalam berbagai variasi di dalampabrik. Mereka berupa gas dan sering digunakan dibawah tekanan, sebagaicontoh, di dalam sistem refrigerasi. Kebocoran pada tekanan dapatmennyebabkan gas masuk ke dalam mata. Kapur (Kalsium Oksida) jugamemberikan problem khusus, karena partikel-partikel dalam bentuk debu dilingkungan dapat masuk (penetrasi) ke permukaan mata. Bila sudah berada didalam mata, kapur bereaksi dengan air secara perlahan menghasilkan Kalsiumhidroksida, suatu alkali yang sangat kuat. Pelarut-pelarut merusak permukaansel-sel dari mata, dan walaupun menimbulkan sakit, tetapi kurang mengancam jika dibandingkan dengan terpapar oleh asam dan alkali. Semua deterjenmenginitasi mata, tetapi cenderung kurang merusak daripada zat-zat kimialainnya. Hanya deterjen anionik yang benar-benar sangat mengirritasi kulit.Dianjurkan bagi pengguna bahan kimia di tempat kerja untuk memakai alatpelindung mata, masker yang tepat atau kacamata, dan menggunakan alat-alatini harus ditekankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar